Saturday, December 27, 2008

"Matta Nasrullah", From The Past : date 10 Desember 1998

Lalu setiap kekalahan itu ternyata adalah tradisi buatku. Semakin aku mengakui dan jujur untuk itu, semakin aku dilibas begitu keras, semakin aku membuka diri dan mencoba untuk tetap adil untuk diriku sendiri, saat itu juga aku dihantam pedih yang teramat perih.
Benarkah ini cobaan lagi, untuk sekedar membuktikan aku memang kuat bertahan dalam kesedihan. Aku selalu berpikir positif untukku atau siapa saja, aku yakin semua kejadian yang kualami ditahun ini atau 2 tahun belakangan ini adalah sebuah tanda kebangkitan hatiku, ataukah kehancuranku?
Aku tak sanggup lagi punya cita-cita, harapan-harapan, mimpi, atau bahkan keinginan serta sebuah gudang optimisme...tidak, tidak ada, aku benar-benar kehilangan kepercayaan diriku sendiri. Aku merasa benar-benar bobrok, tak ada yang sanggup kubanggakan sedikitpun dari diriku sendiri, semuanya jelek, semuanya hancur, semuanya nothing....!
Terpaan ini terlalu keras man..., bagaimana cara untuk tetap tabah dan bertahan? aku tak punya ukuran lagi, bahkan ukuran itu sudah hancur dari kemarin-kemarin.
Aku selalu berpikir bahwa kekalahan, kehancuran, kebobrokan atau apalah namanya kini, bahwa semuanya adalah memang karena kesalahanku, atau bahkan kalau bukan aku yang salah, aku sanggup, bahkan masih sanggup mungkin untuk tetap menyakinkan diriku sendiri aku punya kesalahan walaupun hanya sedikit.
Lalu dengan cara bagaimana lagi aku mengutip hikmah dari semua itu?
Atau semua kehancuran itu adalah untuk menghukum diriku karena sudah terlalu jauh melampaui batas, ya...itulah yang terbaik, lalu kelanjutannya aku tahu, untuk mengembalikan aku kepada jalan yang hanif kembali, untuk memberi peringatan kepada diriku, lalu semua itu juga sebagai ujian bagiku....sanggupkah kulalui?..
Semua itu sudah aku ketahui teorinya, lalu bagaimana dengan memfungsikannya kedalam hati, jika tahu bagaimana sulitnya, inilah caraku menggabungkan antara kelemahan diri dan kemauan untuk terbang menuju perbaikan diri yang memang sudah berantakan dari segi keimanan dan kestabilan pribadi.
Dalam asa yang hampir lenyap, bertambah layu dengan ketegaran jiwa, aku merasa tak ada lagi kepastian tentang semuanya ini, aku tak sanggup lagi punya target-target yang mesti dicapai, hidup seakan morat-marit tanpa tujuan, aku merasa harapan ku punah dan terpuruk disini, disisi duniaku yang tak sanggup aku susun dengan lihainya.
Terbayang dosaku terhadap masa depanku didunia dan akhirat, sanggup tak sanggup harus kupikul, sukses itu pasti ada didepan dan aku butuh pertolonganMu ya Allah....
(kondisi ini terjadi saat gw mulai merasa lemah dengan motivasi, kehilangan teman2x yang bisa menggugah semangat dan merasa sendiri dalam optimisme buta, keadaan ini berlangsung selama kurang lebih 4 tahun sejak, disorientasi karena kehilangan kelompok ngaji, dan merasa gak mampu kembali lagi mendapatkan rezeki hidayah)

Wednesday, December 10, 2008

Segenggam Dunia dalam dekapan


Lalu kita tinggal hanya bermimpi, dan setiap kenyataan tiba-tiba menjelma didepan mata, tak tau datangnya darimana.
Hasrat atas dunia dan segala perhiasannya berkumpul didalam otak dan pikirin, jadi ambisi yang tak pernah habis digali berulang berulang.
Aku takut pada kemilaunya yang menempel ditangan dan hati, tapi juga tak rela melepaskan satu-persatu demi hati yang mencoba untuk tawadzun, mencoba untuk merendah pada takdir yang mulai berjaya.
Kuangkat tangan untuk bermunajat, mencoba berharap pada Illahi agar aku tak sombong dan angkuh diri, Robbi apalah artinya aku ini tanpa kehendakMu...
Langkahku yang perlahan ini dan nafasku yang satu-satu tak terwujud tanpa kemauanMu...
bahkan setiap aliran darah yang menderu di nadiku...tak bergerak tanpa ingin memuja kemuliaanMu...
Bagaimana unjuk cinta pada Mu ya Robbi Rahman....sementara aku semakin lemah berprestasi dalam ibadah....
Sesaat setelah iman melemah dan lalai , lalu tiba-tiba seluruh jaman perkara berkumpul disekelilingku, menumpuk seakan ingin meruntuhiku, dan berebut ingin merubuhkan asa yang kubangun sejak mata terpicing karena hidayahMu...
Lalu mulai mencari virus-virus kesalahan disekelilingku, padahal aku tau asal semuanya bermula dari tanganku sendiri...
Robbi tiupkan sekali lagi jiwa dan semangat para sahabat pencari kebenaran dalam jiwaku, agar aku dapat melawan sepasukan barisan iblis yang berdiri menghadang.....aminn

Wednesday, November 19, 2008

Renungan untuk para Criminal Cat (kucing garong maksutnya) dan Bidadari-Bidadari Badung Sejagad Raya


Pernah liat orang mancing?....kalo pernah kelaut pasti juga liat orang mancing khan, atau pernah ke empang tempat orang mancing dan duduk memperhatikan orang yang sedang mancing?
Saat kita duduk disamping orang mancing itu tiba-tiba pancingannya bergetar karena ada ikan yang nyangkut di kailnya, lalu sesekali orang itu menarik-narik dan mengulurnya supaya mulut si ikannya makin mantep nyangkut di kailnya...
Akhirnya ikan itu dinaikkan kedarat, si pemilik kail pasti senang dan tersenyum dapat umpan ikan besar dan berat. Kita ikutan senang melihat si pemancing agak kesulitan melepas mata kail dari mulut si ikan, tiba-tiba setelah ikan itu lepas dari mata kailnya si pemancing melepas kembali ikan itu ke empang....lho kenapa ya?
Kita mungkin melihat sipemancing dengan seribu keheranan, seakan itu bukan persoalan besar bagi si pemancing tapi coba kita renungkan apa yang terjadi dengan si ikan....?
Kira-kira derita apa yang dirasakan si ikan yang kembali ke empang dengan mulut yang nyaris sobek atau perutnya yang sudah luka karena kail si pemancing.
Sudah tentu dia akan merasakan kesakitan yang amat sangat sebelum akhirnya mati. Dengan mulut dan perut yang sobek tentunya dia tak sanggup mencari makan, mungkin diantara ikan-ikan yang lain dalam komunitasnya ikan ini bukan ikan yang sempurna lagi, bisa jadi dia disisihkan oleh ikan-ikan lain dalam grupnya.

Begitulah juga setelah elo memberi banyak pengharapan pada seseorang, setelah dia mulai sayang sama elo harusnya elo menjaga hatinya. Jangan sekalipun meninggalkan dia begitu saja, karena dia akan terluka oleh kenangan bersama elo dan mungkin tidak dapat melupakan segalanya selagi dia masih ingat sama elo.
Sebab itu apabila elo merelakan hati loe untuk bercinta, seriuslah dalam
tindakan dan keputusan itu, sebab jika loe hanya main-main, akan ada seseorang yang menangis.
Tentu loe dapat bayangkan betapa sakit dan menderitanya ikan menjalani hidupnya setelah dilemparkan kembali ke air.
Begitulah, alangkah sakitnya hidup bersama hati yang robek karena mengingat seseorang.
Cinta adalah fitrah manusia. ALLAH SWT
menjadikan cinta untuk memberi keindahan kepada hamba-hamba- Nya dalam menjalani hidup mereka, tapi tau gak loe, lebih banyak orang yang menderita karena cinta daripada yang
berbahagia karena cinta.
Lho kok bisa gitu?
Jika loe sedang menjalin cinta atau pun suatu hari nanti loe punya kekasih, peliharalah hatinya dan siramlah cinta loe dengan kejujuran, kesucian dan keikhlasan serta landaskan
cinta loe itu karena ALLAH semata.
Hanya cinta yang kek begini yang akan kekal, selain jalan itu pastilah menempuh jalan berliku dan akhirnya menumpahkan air mata kesedihan.

So, jika loe belum bersedia untuk berlaku jujur janganlah menebar jala cinta dan menjalin cinta dengan seseorang dulu. Jika loe belum bersedia untuk setia janganlah coba-coba memberikan hati pada orang lain.
Sebab perbuatan yang seperti itu hanya akan menghabiskan banyak energi dan pikiran, cuma bikin airmata sia-sia dan perbuatan loe akan menciptakan satu sejarah penderitaan dalam hidup elo atau orang lain...
Just reminder my man, kita adalah apa yang kita usahakan.... Jangan sesekali memberikan harapan kepada orang lain,yang mana kita sendiri pun tidak pasti akan kesudahannya. .. Jika hari ini kita menebar virus luka pada seseorang, suatu hari nanti kita pun mungkin dilukai seperti mana kita pernah melukakan seseorang....
Sesungguhnya setiap perbuatan itu akan ada balasannya.. .
Renungkanlah. ...wahai para playboy cap BMW dan Bidadari Kesombongan....................
Dedicate for my friend who want to love but not being heart.....

Monday, September 08, 2008

Jangan Pernah Suudzon Pada Allah SWT



Pernah kah mendengar cerita tentang penumpang sebuah kapal yang tengah dideru badai ditengah lautan?, itu bukan sembarang cerita, kisah itu termaktub dalam Al Qur'an, di abadikan Allah SWT karena sebagian manusia memang bersifat keluh kesah dan tak pandai bersyukur. Diceritakan ketika kapal tengah berguncang hebat seakan karam banyak penumpang yang bermunajat kepada Allah SWT minta diselamatkan sampai kedaratan, mereka berjanji akan menjadi orang yang lebih baik jika Allah berkenan mengabulkan do'a mereka jika selamat sampai ke tepi daratan tanpa diterjang gelombang lautan yang sedang ganas-ganasnya, tetapi ketika mereka selamat sampai ditujuan tanpa kurang suatu apapun karena diselamatkan oleh Allah SWT, tiba-tiba mereka lupa dengan do'a yang mereka panjatkan pada Allah sewaktu masih dalam bahaya, mereka lalai dan kembali kepada kelakuan yang dulu mereka berjanji akan berubah menjadi baik seperti dalam do'a kepada Nya.
Aku sering berada dalam kapal itu, parahnya aku merasa sangat sombong dan angkuh ketika itu, yakin sekali bahwa Allah SWT akan menyelamatkanku bahkan aku menyangka kapal itu pasti akan selamat karena memang ada aku didalamnya.
Bagaimanan mungkin aku menjadi sangat narsis, bahkan aku tak mengerti mengapa sifat itu menginap dalam tingkah lakuku. Padahal manusia yang kini bergumam pun menyangka aku sangatlah angkuh.
Dan memang setiap keinginan tak selalu dikabulkan olehNya, tapi selalu saja aku menyangka Robbku pasti akan mengabulkan setiap harapanku dan selalu menjadi nyata.
Atau dimasa yang lalu ketika setiap do'a jarang terkabulkan, muncullah persangkaan yang buruk padaNya, sungguh aku tak tahu malu, meminta Pada Yang Memiliki seperti meminta kepada pembantu.
Yaa Robb ajari aku sopan santun dalam berharap padaMu, ajari aku berkelakuan yang baik ketika do'a belum dikabulkan olehMu. aku dhoif tak pandai berbudi pekerti....

Sesaat setelah keluar dari perkantoran tempatku bekerja, kupacu visto kuningku menuju Bekasi Utara, tempat dimana aku berkumpul dengan anak dan istriku dalam rumah minimalis kami. Tak terasa air mataku menganak sungai disela-sela pipiku, tak penah terbayangkan kehidupan manis yang kini tengah kunikmati, indahnya perjalanan malam ketika pulang kerumah membawa seluruh letihku dalam sebuah city car berkapasitas 1000 cc, aku terisak dalam perihku mengingat kehidupan berat yang kulewati dihari yang lalu-lalu dimasa ketika aku belum bisa apa-apa dan belum punya apa-apa tepatnya 10 thn yang lalu, sedihku menjadi-jadi ketika mengingat lirih do'a yang kupanjatkan pada Illahi seakan Robb ku saat itu akan meninggalkan aku seorang diri karena ditinggal permata kasihku yang tak pernah bisa kubahagiakan hatinya...almarhum mama tercinta.
Aku merasa kecil kini Ya Robbi betapa aku mengira yang bukan-bukan keharibaanMu, jika tak kurasa Aku yang suudzan padaMu...tentu aku telah menjadi seorang munafiq ketika berdo''a dihadapanMu, maafkan aku Robb...Supaya aku makin yakin agar tak pernah lagi suudzan padaMu...

Tuesday, July 15, 2008

Religius Hedonis



Aku berdiri diantara keimanan dan kekufuran, seakan berpijak diatas tanah yang tak pernah rata, mencoba melawan bisikan yang semakin kencang, berbangga hati masih punya hati nurani.
Aku berdiri diantara kemewahan dan kepapa-an, seakan memiliki harta yang tak pernah habis untuk dibelanjakan, hanya merasa rezeki ini bermuara kepada nafsu untuk melawan kefasikan tapi aku tak ada daya kecuali sekeping seratus ribu yang hendak aku sebar dimalam lebaran untuk menghibur seorang ibu tua dibawah kolong jembatan.
Aku dilenakan diantara kepolosan diri dan bejatnya moral, yg hendak menerkamku saat diam dalam tenang, tak tahu apa jadinya aku dimasa akan datang, tapi tetap berharap jadi orang besar, punya arti bagi peradaban kemanusiaan dan sejarah Islam.
Aku jadi hampa dalam hening, melayang diantara awan putih menjelajahi angkasa yang kebiru-biruan, disana diantara ketinggian itu aku melihat nyawaku merangkak dalam gelap dunia tak berharap pada hidayah, tak takut juga pada balasan akhirat mendekat pada teman yang tak tau arti kehidupan, buta melangkah dan miskin ilmu agama.
Tangis jasadku dalam bercak kagum dunia fana yang penuh kelezatan palsu, menipuku dalam sekejap, menghilangkan pahala yang kurangkai dalam jalinan kain kemenangan hidayah.
Kapan bisa kulipat lagi lembaran-lembaran iman itu dalam lemari kesyahidan, sementara aku malas berangkat keharibaan ridha Illahi.
Robbi jika tempat yang kudiami ini menjadi tempat berlabuhnya keimanan dan hidayah, maka jadikanlah masjid yang kudatangi ini sebagai tempat kerinduan yang tiada berakhir akan Rahmat dan Rahiim Mu...Amiiin

Monday, April 14, 2008

Warung Kopi


Kenapa dinegeri ini segala kebutuhan pokok yang menjadi keperluan rakyat menjadi sangat mahal ?

Pantaskah jika harga kayu kamper tiga puluh ribu sebatang dan satu kubik jadi tiga juta Rupiah padahal kayu itu tumbuh dihutan Indonesia yang berpuluh-puluh hektar adanya dinegeri kita…? Sampai rakyat kita susah bikin kusen jendela dan pintu rumahnya, karena harga kayu yang menjulang tinggi.

Pantaskah jika harga minyak goreng membumbung tinggi lebih mahal dari harga bensin padahal kelapa sawit juga tumbuh hektaran diseluruh kebon diwilayah Sumatra…dan jalanan menuju kesana juga masih becek dan tak beraspal? Sampai kita harus goreng tempe yang juga harganya mahal pakai minyak jelantah yang sudah seminggu lalu dipakai.

Kenapa harus Bapak Yang Itu yang dielu-elukan sebagai pahlawan yang dianugerahi mahabintang sementara teman-teman seniornya di Angkatan Darat seperti Ahmad Yani dan korban G30 S lainnya hanya terdengar sejarahnya saat wafat diLubang Buaya. Kemana penulisan sejarah mereka ditorehkan jika keikutsertaan mereka dalam perang kemerdekaan, jasa-jasa mereka yang mungkin lebih hebat dari kisah 6 jam di Jogya tidak diberi tempat yang layak seperti kisah kepahlawanan pejuang kemerdekaan lainnya?

Belum lagi kisah heroik tentang Pahlawan-pahlawan yang mempertahankan tanah yang kita injak saat ini, cerita tentang KH Noer Ali, dan teman-temannya yang tengah berusaha membendung gempuran penjajah Belanda digerbang pertahanan Bekasi, cerita tentang Pahlawan Komarudin dari Cakung yang terbunuh saat pengungsi tengah sibuk evakuasi, kita lupa pada jasa mereka dan sibuk memperjualbelikan tanah yang dia bela saat ini.

Otonomi daerah masih sebatas pembuatan kebijakan dan undang-undang dipropinsi bersangkutan sementara tugas utama untuk melakukan penyetoran PAD tetap dilakukan untuk Pemerintah Pusat. Siapakah pemerintah pusat itu? Penjajahkah dia atau segelintir orang yang memakai uang tsb untuk kepentingan pribadi atas nama jabatan yang legalitasnya tak pantas dipertanyakan?

Dan tahukah apa yang sebenarnya dilakukan oleh seorang Koruptor saat dia melakukan penggelapan dana untuk kepentingan pribadi, sebenarnya yang dilakukannya adalah pembunuhan besar-besar atas nyawa umat manusia dinegara kita ini, karena disebabkan dialah semua harga yang menjadi tanggungan kebijakannya menjadi mahal dan sayangnya yang melakukan itu bukan hanya pribadi dirinya tapi juga sub ordinat dibawahnya sehingga harga-harga barang yang menjadi kebutuhan itu semakin menjulang tinggi seperti harga kayu untuk menyangga atap rumah kita dan yang kita gunakan untuk membuat kursi untuk tempat duduk kita diruang tamu.

Itulah sebabnya memilih kepala pemerintahan yang layak untuk memegang amanah rakyat ini menjadi penting dan sangat penting sekali. Jika seleksi kita kurang atau jika kita tak perduli bisa jadi setiap kepala pemerintahan itu berubah menjadi maling yang dilegalisir keberadaannya.

Subuh Di Cakung


Alarm subuh di handphone sekonyong-konyong membangunanku, sambil mengucek-ngucek mata aku beranjak menuju pancuran untuk berwudhu, sesaat ada rasa malas menyergap tapi pikiranku langsung teringat siapa lagi yang mau azan, iqommat dan sholat subuh berjamaah kalau bukan aku dimusholla kecil dekat rumah. Lalu aku melangkahkan kakiku menuju musholla.

Baru beberapa langkah kucicil, kudengar langkah kaki hendak menyusulku, kupikir pasti orang ini menuju ke mushalla juga, kuperlambat langkahku lalu orang itu menyusul ternyata seorang ibu yang sudah tua jika pantas kusebut nenek-nenek karena bongkok dan tertatih-tatih tapi masih lincah mendahuluiku. Oo bukan jama’ah musholla karena ditangan kanan dan kirinya ada jerigen minyak tanah. Aku baru teringat kalau didekat musholla ada pangkalan minyak tanah.

Tapi apa yang dilakukan nenek itu sepagi ini, jangan-jangan….??

Ya…benar dugaanku orang-orang pasti mau antri minyak tanah disana, Allahu Akbar….mereka rela lebih pagi bangun mendahului azan subuh untuk antri minyak tanah dari pada antri dimushalla untuk menunggu sholat subuh berjama’ah….Robbi salah siapa ini.

Kenapa mitan jadi langka? Aku bisa jawab sendiri, karena pemerintah hendak mengalihkan mitan yang selama ini jadi kebutuhan masyarakat kepada sumber lain yakni LPG sementara untuk LPG sosialisasi kepada masyarakatnya masih kurang seperti ada kegamangan diantara masyarakat untuk menggunakan LPG, diantaranya selisih harga yang relative masih diperhitungkan dan ketakutan akan aman atau tidaknya pemakaian tabung LPG yang katanya masih banyak masalah.

Aku melangkah kedalam musholla yang masih sepi, seperti biasa sebelum waktu subuh tiba kusempatkan sholat lail 2 raka’at dan kututup dengan 3 raka’at sholat witir.

Setelah selesai ketika musholla dan masjid lain sudah mulai mengumandangkan azan, kunyalakan speaker luar mushalla lalu kulantunkan azan.

Jama’ah mulai berdatangan dan ternyata hanya berlima…lalu kami pun berja’maah sholat subuh hingga selesai.

Sejenak teringat cerita orang-orang tentang keadaan ekonomi di zaman orla dimana orang juga antri beli beras dan kebutuhan pokok, Melihat orang antri mitan ketika aku pulang dari musholla melewati pangkalan itu aku berbisik, apa yang dilakukan pejabat yang berwenang sepagi ini jika dia tau rakyatnya sedang antri minyak tanah mendahului azan subuh?

Kukira kita tahu jawabnya sama-sama, mungkin gak ada pejabat yang bangun sesubuh ini…apalagi yang bisa dan mau lihat langsung antrian orang-orang untuk beli minyak tanah sepagi ini. Mungkin ada…tapi siapakah mereka?

Wallahu ‘Alam…

Wednesday, April 09, 2008

Lelah


Pernah gak loe ngerasa lelah...
Lelah berangkat untuk beraktivitas sehari-hari, lelah mengejar impian dan semua ambisi hidup loe yang selama ini jadi cambuk untuk melangkah dan merangkaki hidup?
Setelah sekian lama sesak dalam himpitan hidup...baru sekarang gw sadari udah cukup jauh melangkah...dari jejak yang gw tinggalkan satu-persatu dijalan peradaban dunia dan sejarah hidup yang gw ukir untuk diri gw sendiri, entah prestasi dan apapun yang gw anggap dan gw banggakan, kenistaan bayang-bayang keberhasilan diri, dan kemunafikan yang gw tanjapkan dihati....sudah gw cicipi satu persatu...
Ketika umur itu sampai di 32 tahun...ya tahun ini...semua gw coba rewind...dan kata akhirnya adalah............ l e l a h....
Dulu ketika gw masih merasa belum apa-apa dan setiap teman yang disamping gw jadi tempat bergandengnya tangan melewati hari-hari yang berat mengejar cita-cita...lelah itu bisa dibagi...tapi sekarang, ketika tak ada satu tangan temanpun yang bisa gw renggut dan gw semakin sombong melangkah dan merasa arogan terhadap mereka cuma satu yang bikin perih hati gw....kesepian.
Gw merasa kehilangan teman-teman sejati gw, teman yang lebih dari saudara sekandung, teman tempat gw minjem duit kalo lagi bokek, teman tempat gw nangis jika ada orang yang sakiti gw, teman yang bisa menghibur gw kalo lagi sedih sehingga bikin gw tertawa dan ceria lagi...semua udah pergi...
Dan mungkin mereka uda lupa sama gw....