Monday, April 14, 2008

Warung Kopi


Kenapa dinegeri ini segala kebutuhan pokok yang menjadi keperluan rakyat menjadi sangat mahal ?

Pantaskah jika harga kayu kamper tiga puluh ribu sebatang dan satu kubik jadi tiga juta Rupiah padahal kayu itu tumbuh dihutan Indonesia yang berpuluh-puluh hektar adanya dinegeri kita…? Sampai rakyat kita susah bikin kusen jendela dan pintu rumahnya, karena harga kayu yang menjulang tinggi.

Pantaskah jika harga minyak goreng membumbung tinggi lebih mahal dari harga bensin padahal kelapa sawit juga tumbuh hektaran diseluruh kebon diwilayah Sumatra…dan jalanan menuju kesana juga masih becek dan tak beraspal? Sampai kita harus goreng tempe yang juga harganya mahal pakai minyak jelantah yang sudah seminggu lalu dipakai.

Kenapa harus Bapak Yang Itu yang dielu-elukan sebagai pahlawan yang dianugerahi mahabintang sementara teman-teman seniornya di Angkatan Darat seperti Ahmad Yani dan korban G30 S lainnya hanya terdengar sejarahnya saat wafat diLubang Buaya. Kemana penulisan sejarah mereka ditorehkan jika keikutsertaan mereka dalam perang kemerdekaan, jasa-jasa mereka yang mungkin lebih hebat dari kisah 6 jam di Jogya tidak diberi tempat yang layak seperti kisah kepahlawanan pejuang kemerdekaan lainnya?

Belum lagi kisah heroik tentang Pahlawan-pahlawan yang mempertahankan tanah yang kita injak saat ini, cerita tentang KH Noer Ali, dan teman-temannya yang tengah berusaha membendung gempuran penjajah Belanda digerbang pertahanan Bekasi, cerita tentang Pahlawan Komarudin dari Cakung yang terbunuh saat pengungsi tengah sibuk evakuasi, kita lupa pada jasa mereka dan sibuk memperjualbelikan tanah yang dia bela saat ini.

Otonomi daerah masih sebatas pembuatan kebijakan dan undang-undang dipropinsi bersangkutan sementara tugas utama untuk melakukan penyetoran PAD tetap dilakukan untuk Pemerintah Pusat. Siapakah pemerintah pusat itu? Penjajahkah dia atau segelintir orang yang memakai uang tsb untuk kepentingan pribadi atas nama jabatan yang legalitasnya tak pantas dipertanyakan?

Dan tahukah apa yang sebenarnya dilakukan oleh seorang Koruptor saat dia melakukan penggelapan dana untuk kepentingan pribadi, sebenarnya yang dilakukannya adalah pembunuhan besar-besar atas nyawa umat manusia dinegara kita ini, karena disebabkan dialah semua harga yang menjadi tanggungan kebijakannya menjadi mahal dan sayangnya yang melakukan itu bukan hanya pribadi dirinya tapi juga sub ordinat dibawahnya sehingga harga-harga barang yang menjadi kebutuhan itu semakin menjulang tinggi seperti harga kayu untuk menyangga atap rumah kita dan yang kita gunakan untuk membuat kursi untuk tempat duduk kita diruang tamu.

Itulah sebabnya memilih kepala pemerintahan yang layak untuk memegang amanah rakyat ini menjadi penting dan sangat penting sekali. Jika seleksi kita kurang atau jika kita tak perduli bisa jadi setiap kepala pemerintahan itu berubah menjadi maling yang dilegalisir keberadaannya.

Subuh Di Cakung


Alarm subuh di handphone sekonyong-konyong membangunanku, sambil mengucek-ngucek mata aku beranjak menuju pancuran untuk berwudhu, sesaat ada rasa malas menyergap tapi pikiranku langsung teringat siapa lagi yang mau azan, iqommat dan sholat subuh berjamaah kalau bukan aku dimusholla kecil dekat rumah. Lalu aku melangkahkan kakiku menuju musholla.

Baru beberapa langkah kucicil, kudengar langkah kaki hendak menyusulku, kupikir pasti orang ini menuju ke mushalla juga, kuperlambat langkahku lalu orang itu menyusul ternyata seorang ibu yang sudah tua jika pantas kusebut nenek-nenek karena bongkok dan tertatih-tatih tapi masih lincah mendahuluiku. Oo bukan jama’ah musholla karena ditangan kanan dan kirinya ada jerigen minyak tanah. Aku baru teringat kalau didekat musholla ada pangkalan minyak tanah.

Tapi apa yang dilakukan nenek itu sepagi ini, jangan-jangan….??

Ya…benar dugaanku orang-orang pasti mau antri minyak tanah disana, Allahu Akbar….mereka rela lebih pagi bangun mendahului azan subuh untuk antri minyak tanah dari pada antri dimushalla untuk menunggu sholat subuh berjama’ah….Robbi salah siapa ini.

Kenapa mitan jadi langka? Aku bisa jawab sendiri, karena pemerintah hendak mengalihkan mitan yang selama ini jadi kebutuhan masyarakat kepada sumber lain yakni LPG sementara untuk LPG sosialisasi kepada masyarakatnya masih kurang seperti ada kegamangan diantara masyarakat untuk menggunakan LPG, diantaranya selisih harga yang relative masih diperhitungkan dan ketakutan akan aman atau tidaknya pemakaian tabung LPG yang katanya masih banyak masalah.

Aku melangkah kedalam musholla yang masih sepi, seperti biasa sebelum waktu subuh tiba kusempatkan sholat lail 2 raka’at dan kututup dengan 3 raka’at sholat witir.

Setelah selesai ketika musholla dan masjid lain sudah mulai mengumandangkan azan, kunyalakan speaker luar mushalla lalu kulantunkan azan.

Jama’ah mulai berdatangan dan ternyata hanya berlima…lalu kami pun berja’maah sholat subuh hingga selesai.

Sejenak teringat cerita orang-orang tentang keadaan ekonomi di zaman orla dimana orang juga antri beli beras dan kebutuhan pokok, Melihat orang antri mitan ketika aku pulang dari musholla melewati pangkalan itu aku berbisik, apa yang dilakukan pejabat yang berwenang sepagi ini jika dia tau rakyatnya sedang antri minyak tanah mendahului azan subuh?

Kukira kita tahu jawabnya sama-sama, mungkin gak ada pejabat yang bangun sesubuh ini…apalagi yang bisa dan mau lihat langsung antrian orang-orang untuk beli minyak tanah sepagi ini. Mungkin ada…tapi siapakah mereka?

Wallahu ‘Alam…

Wednesday, April 09, 2008

Lelah


Pernah gak loe ngerasa lelah...
Lelah berangkat untuk beraktivitas sehari-hari, lelah mengejar impian dan semua ambisi hidup loe yang selama ini jadi cambuk untuk melangkah dan merangkaki hidup?
Setelah sekian lama sesak dalam himpitan hidup...baru sekarang gw sadari udah cukup jauh melangkah...dari jejak yang gw tinggalkan satu-persatu dijalan peradaban dunia dan sejarah hidup yang gw ukir untuk diri gw sendiri, entah prestasi dan apapun yang gw anggap dan gw banggakan, kenistaan bayang-bayang keberhasilan diri, dan kemunafikan yang gw tanjapkan dihati....sudah gw cicipi satu persatu...
Ketika umur itu sampai di 32 tahun...ya tahun ini...semua gw coba rewind...dan kata akhirnya adalah............ l e l a h....
Dulu ketika gw masih merasa belum apa-apa dan setiap teman yang disamping gw jadi tempat bergandengnya tangan melewati hari-hari yang berat mengejar cita-cita...lelah itu bisa dibagi...tapi sekarang, ketika tak ada satu tangan temanpun yang bisa gw renggut dan gw semakin sombong melangkah dan merasa arogan terhadap mereka cuma satu yang bikin perih hati gw....kesepian.
Gw merasa kehilangan teman-teman sejati gw, teman yang lebih dari saudara sekandung, teman tempat gw minjem duit kalo lagi bokek, teman tempat gw nangis jika ada orang yang sakiti gw, teman yang bisa menghibur gw kalo lagi sedih sehingga bikin gw tertawa dan ceria lagi...semua udah pergi...
Dan mungkin mereka uda lupa sama gw....