Monday, September 01, 2014

Gelap tak kan selamanya...

ini lebih hebat dari yang sudah-sudah...
lagi-lagi lebih pedih dan lebih payah untuk diungkapkan dengan kata-kata...
setelah menyerah dengan segenap asa, kini tak perlu lagi berkata pasrah...
aku berharap kematian saja...
kecewa hingga tak punya lagi harapan untuk menatap semua ini...
perasaan yg dahulu begitu indah..hari ini berubah menjadi duka dan luka dalam yang berdarah dan akut...dimakan virus paling mematikan

memang akulah pemeran semua ini, tak ada yg patut disalahkan, aku bahkan lebih puas menyalahi semua jalan yang aku tempuh...
dan membiarkan aku terpuruk dengan ratusan juta salah yang aku buat untuk aku nikmati mudharatnya..
inilah semua...
jawaban dari apa yg aku tanyakan pada diriku sendiri
sanggupkah aku memilih jalan ini dahulu, sanggupkah aku merasakan rasa bersalah yang paling tinggi kualitasnya jika memang itu salah
sanggupkah aku menelan pil paling pahit dari segala resiko yang ku ambil...atas hidup ini...

kini tinggal menelannya pelan-pelan dan mati bersama semua itu...
sempurnanya semua ini, hingga aku merasa gak punya penolong lagi...
gak punya siapa-siapa lagi...
bahkan Tuhan-pun mungkin mentertawaiku sekarang...
dan setan berjingkrak-jingkrak gembira dengan hasutan dan rayuannya yang begitu sempurna menipu aku yang polos dan tak tahu apa-apa atas hidup ini.

saat ini, ingin rasanya berlari lagi ke padang luas rerumputan, berlari sekencang-kencangnya, dan berteriak sekeras-kerasnya...tanpa perlu didengar oleh siapapun...
atau menyelam sedalam-dalamnya kedalam samudra biru pekat tanpa perlu mengambil nafas kepermukaannya....

saat ini pula ingin rasanya terbang ke langit sana, merambah ke setiap jagad langit dan duduk di cincin saturnus...menyimak meteor yang hendak pulang melebur dirinya di atmosfir planet dimana dia meluncur untuk menghancurkan dirinya...

semua seakan sedang menuju kehancurannya masing-masing...bahkan aku melihat diriku menuju ketiadaan, kehampaan, hilang, lenyap, nothing....
dan memang hari ini kita semua sedang menuju kuburan kita masing-masing...
sepertinya aku perlu melihat-lihat liang lahatku nanti dimana dibuat
sepertinya aku tau akan mati dimana dibelahan bumi ini...
ya di sini...direlung hati yang sudah tak mau lagi menatap kemenangan...
tak sanggup lagi menjemput asa dan harapan tinggi serta cita-cita...
tak punya lumbung semangat untuk memberi makan darah di nadi yang selalu menggelegar memompa semangat...
api sudah padam...sekamnya pun tak berasap...

Robb tolong tunjukkan sedikit cahaya....di ujung jalan ini dimana aku menatap bisu penuh kebingungan kemana bermuara...
agar cahaya itu bisa aku ikuti melewati gelap lorong ini
dan mudahkan langkah-langkahku dalam kepekatan ini, aku buta tak bisa lihat apa-apa...
runtuhkan kesombonganku ya Robb, yang merasa Engkau begitu meridhoi semua tindak tandukku
padahal semua ini adalah kosong..., nol, sekedar fatamorgana mata air yang aku lihat di padang pasir luas saat haus...di tenggorokan
Aku serahkan semuanya di tangan perkasa Mu ya Robb...
dan aku siap berpasrah setelah do'a dan ikhtiarku membunuh kemalasanku...
mengerdilkan nafsu serakahku...dan menebas semua keraguanku atas setiap sikap pengecut...
Aku tak pernah ragu mengikuti semua takdir terbaikMu...
Semoga semua Engkau mudahkan....

Tidurkan aku malam ini dalam dekapan maghfirahMu...
Agar esok pagi aku bangun kembali dengan segala keridhoanMu
aku rindu tarikan nafas segar di pagi hari karena tahu Engkau sayang dan rindu akan aku...
yang selalu salah dan meminta maaf selalu pada Mu ya Robb...
luaskan pintu ampunanMu ya Robb...
agar aku tak jadi makhluk merugi...
amin...