Friday, October 24, 2014

Ritual Sendu

jika sedih dan pilu melandaku...
kuletakkan semua pengharapanku pada asa yang terus berdo'a pada illahi agar jangan pernah menyerah pada apapun...

jika sedih dan pilu menelanku...
kudekatkan gelap malam diantara padang rumput ilalang yang bergoyang dikegelapan...lalu kulangkahi perlahan sampai cahaya pagi menjelang lalu aku berlari menyambut cahaya fajar...

jika sedih dan pilu menenggelamkanku...
kupacu kuda terbaikku ke hamparan padang pasir ditengah terik mentari...memburu air yang akan menyegarkan tenggorokanku yang haus pada hidayah di oase kehidupan...

jika sedih dan pilu membunuhku
kuhirup udara segar kehidupan agar jantung ini memompa kembali darah ragaku...yang sesaat mati rasa karena terkejut pada relung hidup yang keras menghentakkan...

jika sedih dan pilu mendekapku erat
kucoba melepaskan tali ikatan beban, hidup ini hanya sebentar...dan lebih lama akhirat nanti...
hanya perlu bersabar..sampai malaikat maut menunaikan tugasnya pada ku...

jika sedih dan pilu mengerubungiku...
kulinting ganja semangat untuk kuhirup asapnya agar aku tak pernah tau apa artinya sadar dihancurkan, dihianati, ditikam dari belakang dan dikubur hidup-hidup...

jika sedih dan pilu mengurungku...
kuhapus airmataku, lalu aku keluar dari semua ini sambil meneriakkan sumpah serapah paling kotor...kemuka langit yang menaungiku dalam lebatnya hujan...dan aku berlari diantara petir dan topan...melawan...sekuat tenaga dan asaku...bahwa aku tak kan terkalahkan oleh kesedihan dan kepiluan macam apapun...dan aku akan hidup selamanya sampai semua makhluk mati lalu aku bertemu Robbku dan melihat wajah Mulia-Nya...dan berharap agar Dia memaafkan khilafku satu-satu.....

Terima Kasih Robb...Kau-lah beking terbaikku...
dan aku tak pernah kecewa ditemani Engkau sepanjang hayatku...


S e l i n t i n g S e p i

sepi ini seperti menguburku dikedalaman bumi...diujung palung rindu yang tak tau bermuara dimana, ingin kuhisap sedalam-dalamnya candu...tapi tak tau juga dimana mendapatkannya...sekedar ingin melarikan diriku ke dimensi waktu lain...yang mungkin bisa membuatku tertidur dan berangkat ke alam mimpi...dimana tak ada kesedihan...tak ada rasa perih..tak ada rasa rindu...tak ada rasa cinta yang membuatku terbunuh.

aku merindu peluk tak bertepi...merindu sayang tak berhenti, tak ingin setiap teman beranjak dari hadapanku, tak ingin kasih berucap sayang dan cinta tapi ucapkan selamat tinggal....

apalah aku...sesosok membosankan dan tak punya arti dihadapan siapapun hatta dihadapan Tuhanku....aku sang pembohong besar yang hanya punya mimpi taat...

aku sudah bertanya pada Robbku..apa arti semua hal yang meruntuhkan ini...tapi aku hanya perlu mengerti bahwa Dia pasti mendengar...setiap mauku yang banyaknya melebihi ketakwaan seorang sufi..lalu aku pun malu berdo'a lagi untuk mengeluhkan segala yang akhirnya membuatku lebih mirip seseorang yang tak pernah bisa bersyukur pada keadaan...

aku mencoba kembali ke masa lalu...ke semua pilihan-pilihan yang aku putuskan sepihak tanpa bertanya pada Robbku...dan diantara semua ingatan itu membuatku yakin bahwa memang semua harus ditanggung sendiri...susah sedihnya, payah pedihnya, perih lukanya, harus kupanggul sendiri, dan jika itu menenggelamkanku...aku hanya perlu berenang di air mataku...sampai semua menghanyutkanku dibalik air terjun duka karena kesombonganku

manusia memang tempatnya berkeluh kesah...dan aku tau persis jika akulah manusia itu...yang tak pernah merasa puas untuk mengadukan segala sesuatu yang tak mungkin sesuai dengan apa maunya aku...

bahkan diantara kegemilangan pun sepertinya hati sulit sekali bersyukur...sekedar mengingat Robb yang telah mencurahkan segala karunianya...hatiku lupa...ada tangan yg begitu mulia mengangkat derajatku dari kesusahan dimasa lalu...

selinting sepi dibawa berlari menuju hampa...langit yang terhampar minta dijelajahi hati gundah...
aku terjun kesana...kesemua yang mengajakku pada kehancuran...dan benar...
hancur dan sepi itu komposisi yang baik untuk otak yang runtuh karena ego....

Sunday, October 19, 2014

E Q U A L

awan yang berarak di langit stratosfer menggulung menuju senja..
dikawani sinar ultraviolet jingga yang perlahan meredup dikaki cahaya bumi yang diteranginya

sore itu sungguh suatu kepiluan yang tiada tara...
aku terusir tanpa naungan damai, hanya berteman langit yang membentangi separuh bumi yang sebentar lagi gelap...

aku tercampak sendu menapaki jalan-jalanku menuju entah kemana...
yang aku dengar hanya sepenggal azan yang memanggil ku untuk bersujud padaNya...
bersujud tanpa alasan, meruntuhkan sombongnya diriku dihadapan Tuhan yang kini akan menuntun langkah kaki-kaki ku yang tak tahu akan menuju kemana...

aku kehilangan cinta, kehilangan rindu, kehilangan kasih sayang, kehilangan rasa kasihan, dan kehilangan rasa iba yang mestinya ditujukan untuk diriku...
sempat berfikir, mungkin ketaatan dan kekhusu'an ibadah yang kujalani akhir-akhir ini akan mengantarkanku kepada akhir ajal yang mungkin sebentar lagi akan aku jalani...
sempat berfikir apakah ini mimpi buruk atau memang inikah permainan cantik Tuhanku untuk mengujiku sekali lagi...
tapi aku tak mengerti untuk apa, agar mengapa dan bagaimana lagi aku bersikap padaNya...
ataukah memang ini jalan untuk membersihkan diri dari dosa-dosa dimasa lalu, ataukah inikah fase perjalanan hidupku yang memang harus aku lalui untuk menuju kepada fase kehidupan yang berikutnya...
penuh tanda tanya kepalaku...otakku bertambah kacau, dan hatiku semakin perih merasakan deru kisah yang sedang aku jalani kisah ceritanya.
Diluar itu semua...aku seperti menyusuri susahku yang sepertinya sudah final...entahlah...

sementara setelah semua kupikirkan lalu kemudian timbul rasa percaya yang tinggi bahwa ini hanya sejenak...ya sejenak saja, aku hanya perlu bersabar...dengan rasa sabar yang belum pernah benar-benar teruji dalam kesusahan setingkat ini...
aku hanya perlu berdiam diri, jangan melakukan apa-apa biarkan semua ini aku jalani dan aku nikmati..semoga saja perlahan ada titik terang yang mencerahkan hatiku...
dan benar...
ternyata aku hanya perlu merubah dan berimprovisasi sedikit saja atas semuanya...
jangan marah-marah, jangan meluapkan emosi pada tempat yang kita cintai dan kasihi dan mencoba berfikir bahwa tak semua orang bisa seperti yang kita mau, tak perlu setiap orang harus mengerti seperti mengertinya kita pada setiap orang, dan pembimbing itu harus punya seribu cara untuk membuat yang dibimbing akhirnya menemukan cahayanya sendiri...

aku bukan penghujat yang seharusnya menang dalam setiap pertengkaran...
aku bukan musuh yang harus selalu berhasil mendominasi lawan..
dan memang tak ada gunanya meluapkan emosi untuk sejengkal ego yang kita teriakkan untuk orang yang kita sayangi semata-mata ingin agar ia nya memahami apa yang aku maksud...

Ya Robb...
telah menjadi apa aku dimatanya selama ini?
benarlah jika aku hanya mengganggu hidupnya saja, dengan serangkaian larangan yang datangya dari rasa cemburuku...
benarlah jika aku hanya membuatnya semakin tertekan dan tak nyaman menjalani hidup, jika setiap saat suara yang keluar dari telepon berisi teriakan amarah yang meluap-luap

bodohnya aku...dan betapa lemahnya aku..selama ini
tak tahu bagaimana mencintai sejati...dan tak mengerti bahwa dicintai bukan berarti tunduk bagai budak seorang raja.
berkedok taatnya seorang wanita yang mutlak kepada suaminya...
dia bukan benda yang tak punya rasa, bukan binatang yang hanya perlu makan dan minum saja..
dia seorang angel bersayap yang butuh tangan seseorang untuk membimbingnya kedalam terangnya hidayah...
dia seorang angel yang butuh malaikat lain yang menuntunnya kedalam cahaya terang...kehidupan damai...
bukan seorang raja yang tak dapat dibantah...

Monday, September 01, 2014

Gelap tak kan selamanya...

ini lebih hebat dari yang sudah-sudah...
lagi-lagi lebih pedih dan lebih payah untuk diungkapkan dengan kata-kata...
setelah menyerah dengan segenap asa, kini tak perlu lagi berkata pasrah...
aku berharap kematian saja...
kecewa hingga tak punya lagi harapan untuk menatap semua ini...
perasaan yg dahulu begitu indah..hari ini berubah menjadi duka dan luka dalam yang berdarah dan akut...dimakan virus paling mematikan

memang akulah pemeran semua ini, tak ada yg patut disalahkan, aku bahkan lebih puas menyalahi semua jalan yang aku tempuh...
dan membiarkan aku terpuruk dengan ratusan juta salah yang aku buat untuk aku nikmati mudharatnya..
inilah semua...
jawaban dari apa yg aku tanyakan pada diriku sendiri
sanggupkah aku memilih jalan ini dahulu, sanggupkah aku merasakan rasa bersalah yang paling tinggi kualitasnya jika memang itu salah
sanggupkah aku menelan pil paling pahit dari segala resiko yang ku ambil...atas hidup ini...

kini tinggal menelannya pelan-pelan dan mati bersama semua itu...
sempurnanya semua ini, hingga aku merasa gak punya penolong lagi...
gak punya siapa-siapa lagi...
bahkan Tuhan-pun mungkin mentertawaiku sekarang...
dan setan berjingkrak-jingkrak gembira dengan hasutan dan rayuannya yang begitu sempurna menipu aku yang polos dan tak tahu apa-apa atas hidup ini.

saat ini, ingin rasanya berlari lagi ke padang luas rerumputan, berlari sekencang-kencangnya, dan berteriak sekeras-kerasnya...tanpa perlu didengar oleh siapapun...
atau menyelam sedalam-dalamnya kedalam samudra biru pekat tanpa perlu mengambil nafas kepermukaannya....

saat ini pula ingin rasanya terbang ke langit sana, merambah ke setiap jagad langit dan duduk di cincin saturnus...menyimak meteor yang hendak pulang melebur dirinya di atmosfir planet dimana dia meluncur untuk menghancurkan dirinya...

semua seakan sedang menuju kehancurannya masing-masing...bahkan aku melihat diriku menuju ketiadaan, kehampaan, hilang, lenyap, nothing....
dan memang hari ini kita semua sedang menuju kuburan kita masing-masing...
sepertinya aku perlu melihat-lihat liang lahatku nanti dimana dibuat
sepertinya aku tau akan mati dimana dibelahan bumi ini...
ya di sini...direlung hati yang sudah tak mau lagi menatap kemenangan...
tak sanggup lagi menjemput asa dan harapan tinggi serta cita-cita...
tak punya lumbung semangat untuk memberi makan darah di nadi yang selalu menggelegar memompa semangat...
api sudah padam...sekamnya pun tak berasap...

Robb tolong tunjukkan sedikit cahaya....di ujung jalan ini dimana aku menatap bisu penuh kebingungan kemana bermuara...
agar cahaya itu bisa aku ikuti melewati gelap lorong ini
dan mudahkan langkah-langkahku dalam kepekatan ini, aku buta tak bisa lihat apa-apa...
runtuhkan kesombonganku ya Robb, yang merasa Engkau begitu meridhoi semua tindak tandukku
padahal semua ini adalah kosong..., nol, sekedar fatamorgana mata air yang aku lihat di padang pasir luas saat haus...di tenggorokan
Aku serahkan semuanya di tangan perkasa Mu ya Robb...
dan aku siap berpasrah setelah do'a dan ikhtiarku membunuh kemalasanku...
mengerdilkan nafsu serakahku...dan menebas semua keraguanku atas setiap sikap pengecut...
Aku tak pernah ragu mengikuti semua takdir terbaikMu...
Semoga semua Engkau mudahkan....

Tidurkan aku malam ini dalam dekapan maghfirahMu...
Agar esok pagi aku bangun kembali dengan segala keridhoanMu
aku rindu tarikan nafas segar di pagi hari karena tahu Engkau sayang dan rindu akan aku...
yang selalu salah dan meminta maaf selalu pada Mu ya Robb...
luaskan pintu ampunanMu ya Robb...
agar aku tak jadi makhluk merugi...
amin...




Wednesday, June 11, 2014

g e n a p



jika kata-kata dapat menenangkan asa, maka biarkan dia membanjiri kita dengan makna...

jika bergumam bisa menularkan faham, maka jadikan dia jalan menuju ada

jika tiada semua jalan berarti, maka diam, biarkan jadi mengerti...

jika lirih bisik berbuah kagum, biarkan dia berjalan ke arah gelap dan pulang...


jika semua itu jadi tanda buat kita, maka tiada arti suara

tiada arti bunyi...tiada arti cahaya dan tiada arti gelap pula

lalu aku tanpa kata, tanpa suara dan tiba suatu saat nanti tanpa raga...

hanya nyawa membumbung ke angkasa menuju kampung halamannya

dipisah raga yang ditimbun debu dan hidup dalam redup

berkedip-kedip menuju janjinya nan abadi...

menghusung lenguh tanpa berkeluh..

dihitung sebagai pembuluh bernafas jenuh...

luluh lunglai ke tanah dan di pasang nisan sampai malam menjelang...

sambil mata memandang angkasa menunggu hujan gemuruh...

lalu hilang di asapi guruh...

Monday, May 05, 2014

Jalan dua tahun....

depan jalan itu, dua tahun yang lalu menggenang semua air hujan
hujan yang membasahi harapan-harapan hidup yang sangat disyukuri...
berulang-ulang dan berganti-ganti sedih dan senang seperti layaknya hujan dan panas yang menghampiri di selingi angin bahkan badai serta curahan cuaca lain yang tiap orang beda menyikapinya, didepan jalan itu hari ini juga sama

depan jalan itu, dua tahun yang lalu berlalu lalang orang-orang dengan tujuan dan arah yang berbeda, sama ketika kita juga menuju arah hidup yang tak dapat di pungkiri tak pernah sama...dengan berbagai macam cara dan sarana mencapai tempat yang ingin didatangi bermobil, bermotor, berlari, terbang dan berjalan kaki, didepan jalan itu hari ini juga sama

aku disini, dijalan yang sama seperti dua tahun yang lalu, tapi dengan cuaca yang beda dan juga dengan cara dan sarana yang jauh berbeda.

tak mungkin aku menyesali semuanya, dengan apa yang aku bawa dan aku raih dalam kesedihan dan keria-an..semua hanya patut di syukuri dan tak boleh di su uzoni...jangan pernah...

aku tetap berharap yang terbaik pada Engkau Yaa Robb..
walaupun pedih aku anggap semua penghapus dosa seperti sabda Rosul-Mu yang mulia....

Pasrahku untuk Mu Robb
Karena aku milik Mu...

aku begitu yakin seyakin matahari yang Kau terbitkan buat kami esok hari..
begitu yakin sekuat asa yang kau titipkan pada ruh-ruh kami yang suatu saat pasti kembali pada Mu
tak pernah ragu dengan semua kesulitan ini..
pasti Kau tolong...
pasti Kau tolong....